Rabu, 26 September 2012

Psikoanalisa

Psikologi bukanlah ilmu tentang jiwa, bukan ilmu tentang ramalan atau membaca pikiran orang, juga bukan ilmu tentang membaca tipe-tipe orang. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia serta proses-proses mental yang membentuk tingkah laku tersebut. Ada 5 pendekatan dalam psikologi yang menjelaskan tentang tingkah laku, yaitu :

1.     Pendekatan neurobiologist
Menyatakan bahwa perilaku manusia ada hubungannya dengan proses biologis dan neurobiologis yang terjadi di dalam tubuh manusia.
2.     Pendekatan perilaku (behavior)
Menyatakan bahwa pada dasarnya perilaku manusia adalah suatu respon atas stimulus yang datang. Pendekatan ini dipelopori oleh John B. Watson.
3.     Pendekatan kognitif
Menyatakan bahwa perilaku manusia adalah suatu proses mental dimana individu aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi suatu stimulus sebelum melakukan reaksi.
4.     Pendekatan fenomenologi
Pendekatan ini lebih menekankan pada pengalaman subjektif individu, sehingga perilaku seorang individu dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya.
5.     Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan ini  dikembangkan oleh Sigmund Freud yang terkenal karena teori psikoanalisisnya. Freud menyatakan bahwa kehidupan manusia sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar sehingga perilaku yang muncul didasari oleh hal-hal yang tidak disadari seperti keinginan dan dorongan untuk melakukan sesuatu.


Sigmund Freud memandang kepribadian manusia sebagai suatu struktur yang dibentuk dari 3 unsur utama, yaitu id, ego, dan superego.
  1. id
    disebut juga dengan prinsip kesenangan/dorongan (instink). Dorongan terbagi 2 yaitu :
    • dorongan hidup (instinct life) seperti makan, minum, dan seks (libido)
    • dorongan mati (instinct death) seperti agresi, berkelahi, berperang, marah, dan lain-lain.
    Menurut Freud, id merupakan awal dari segala bentuk perilaku individu.
    Misalnya saat kita merasa lapar, kita pasti berkeinginan untuk makan agar kita merasa puas.
  2. ego
    disebut juga dengan prinsip realita. Ego berkembang dari id dan memastikan bahwa id dapat diungkapkan secara logis di dunia nyata.
    Misalnya saat kita merasa lapar, kita dapat memilih antara makan atau tidak makan, tergantung dari apa yang bisa kita lakukan secara nyata. Jika ada makanan, maka kita bisa memuaskan rasa lapar kita dengan makan makanan yang ada, tetapi jika tidak ada makanan kita bisa saja mencari makanan ke tempat lain atau malah memilih untuk tidak makan alias menahan rasa lapar tersebut.
  3. superego
    disebut juga sebagai moral kepribadian. Superego mencakup aturan dan standar yang diperoleh dari orangtua dan masyarakat untuk menciptakan perilaku yang baik. Ada dua bagian dari superego, yaitu:
    T  Conscience (hati nurani)
    Terbentuk dari hasil punishment (hukuman) orang tua tentang nilai-nilai moral yang baik dan buruk.
    Misalnya saat seorang anak merasa lapar dan ingin makan, ia tidak menemukan makanan di rumahnya sehingga si anak mencuri uang orangtuanya untuk membeli makanan agar ia tidak merasa lapar lagi. Tetapi perilaku si anak tersebut membuat orangtuanya marah dan si anak diberi hukuman. Akibatnya si anak menjadi jera untuk mencuri lagi karena ia sadar bahwa mencuri itu tidak baik dan bisa membuat orangtuanya marah.
    T  Ego Ideal
    Terbentuk dari hasil pengertian anak tentang sesuatu yang dianggap baik oleh orang tua  dengan jalan memberi reward.
    Misalnya saat seorang anak yang merasa lapar tadi tidak menemukan makanan di rumahnya, ia mencoba untuk memasak sesuatu dari bahan-bahan mentah yang ada di dapur. Karena kemandirian si anak tersebut, orangtuanya merasa senang dengan perilaku baik anaknya sehingga orangtua memberinya reward (menambah uang saku anak).



Jadi, untuk membentuk suatu perilaku yang baik kita harus bisa menagtur id, ego, dan superego kita dengan cara yang baik dan realistis, karena menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego, dan superego.


0 komentar:

Posting Komentar