Rabu, 10 Juli 2013

Bicara Hati

Apa yang akan kau lakukan jika kau patah hati? Menangis? Marah? Bercerita pada semua orang? Mengadu pada mama papa? Makan coklat atau bakso sebanyak-banyaknya? Atau hanya diam saja, menerima dengan lapang dada segala kekecewaan?

Ah, urusan hati memang sulit. Baru saja kau jatuh hati pada seseorang lalu beberapa saat kemudian hati itu patah begitu saja oleh orang yang sama. Rumit memang, kau tak bisa mengatur kapan hati itu akan jatuh, kapan hati itu akan patah, atau kapan hati itu akan kosong. Jika bisa memilih, mungkin kau akan memilih jatuh hati dengan cara yang menyenangkan, mungkin kau akan memilih patah hati dengan cara yang tidak menyakitkan, atau mungkin kau akan memilih mengosongkan hatimu agar kau hanya akan hidup tenang damai aman tenteram. Tapi pada kenyataannya kau tidak bisa mengatur kapan dan bagaimana hatimu bertindak. Kau akan selalu dikejutkan oleh debaran, getaran hati yang tak tak terduga. Mungkin saja itu debaran bahagia, atau malah getaran menyedihkan. Yang pasti, kau hanya bisa mengontrol hati itu dengan caramu sendiri, karena urusan hati ini, hanya Tuhan yang bisa mengaturnya. Hanya Tuhan yang memiliki kuasa dalam membolak balikkan hati.

Rabu, 03 Juli 2013

Something Better



Percayalah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

               Kata-kata mutiara diatas memang benar. Ketika kita menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita, maka percayalah, Allah punya pengganti yang lebih baik. Dalam hal ini, kita tidak berbicara mengenai jodoh atau pasangan hidup saja tapi banyak kejadian-kejadian atau peristiwa lain yang tepat sekali dipasangkan dengan kata mutiara tersebut.

                Ketika kita memilih jurusan di SNMPTN tulis, tapi ternyata kita tidak lulus. Lalu kita bersedih hati saat itu, tapi beberapa waktu kemudian Allah meluluskan kita di jurusan yang lain. Ternyata selama kuliah di jurusan tersebut kita berprestasi, memperoleh IPK tinggi, aktif di berbagai kegiatan, bahkan bisajadi menjadi ketua BEM dan ketua lain-lainnya, bukankah itu takdir yang baik?

              Ketika kita berencana pergi mendaki gunung tertinggi di Indonesia, tapi orangtua tidak mengizinkan. Padahal kesempatan sudah di depan mata, sudah ada tiket untuk kesana, halangannya hanya karena “izin orangtua” saja. Lalu kita memutuskan untuk tidak pergi. Bukankah itu menyedihkan? Tapi tunggu dulu, jangan terlalu cepat bersedih hati. Ingat yang tadi “Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik”. Ternyata, ketika teman-teman kita sedang ngos-ngosan di perut gunung mencapai puncak tertinggi, kita malah mendapatkan panggilan wawancara dari perusahaan terbesar  Indonesia yang bersedia memberikan beasiswa selama kuliah dan bersedia mengontrak kita menjadi karyawan mereka nantinya. Bukankan itu takdir yang mengejutkan? 

                Ketika kita menyukai seseorang dan ternyata orang tersebut mengecewakan kita. Bukankan itu sangat mematahkan hati? Tapi tenang saja, Allah selalu punya pengganti yang lebih baik. Bisajadi, ketika kita sedang menangis semalaman karena hati yang telah telanjur patah, mungkin saat itu ada seseorang di luar sana yang berdoa untuk bisa mendapatkan sebagian dari kasih hati kita. Bisajadi, dialah orang yang nantinya menjadi imam kita di masa depan dan sedang bersiap memperbaiki dirinya agar tidak mengecewakan kita. Bukankah dia adalah takdir terbaik untuk hati kita?

              Maka percayalah, dari setiap kejadian yang kita alami, jangan lupa menyertakan Allah dalam setiap prosesnya. Ketika kita gagal atau kecewa atau bersedih hati, Allah akan mengganti kekecewaan, kegagalan dan kesedihan itu dengan sesuatu yang lebih baik. Kita hanya perlu bersabar dan bersyukur. Tidak perlu berkecil hati, atau malah depresi. Karena seperti dalam salah satu ayat suci-Nya jelas sekali tertulis “sesungguhnya dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan” (Q.S Alam nasyrah (094) : ayat 5).