Apa yang akan kau lakukan jika kau patah hati? Menangis? Marah? Bercerita pada semua orang? Mengadu pada mama papa? Makan coklat atau bakso sebanyak-banyaknya? Atau hanya diam saja, menerima dengan lapang dada segala kekecewaan?
Ah, urusan hati memang sulit. Baru saja kau jatuh hati pada seseorang lalu beberapa saat kemudian hati itu patah begitu saja oleh orang yang sama. Rumit memang, kau tak bisa mengatur kapan hati itu akan jatuh, kapan hati itu akan patah, atau kapan hati itu akan kosong. Jika bisa memilih, mungkin kau akan memilih jatuh hati dengan cara yang menyenangkan, mungkin kau akan memilih patah hati dengan cara yang tidak menyakitkan, atau mungkin kau akan memilih mengosongkan hatimu agar kau hanya akan hidup tenang damai aman tenteram. Tapi pada kenyataannya kau tidak bisa mengatur kapan dan bagaimana hatimu bertindak. Kau akan selalu dikejutkan oleh debaran, getaran hati yang tak tak terduga. Mungkin saja itu debaran bahagia, atau malah getaran menyedihkan. Yang pasti, kau hanya bisa mengontrol hati itu dengan caramu sendiri, karena urusan hati ini, hanya Tuhan yang bisa mengaturnya. Hanya Tuhan yang memiliki kuasa dalam membolak balikkan hati.
Rabu, 10 Juli 2013
Rabu, 03 Juli 2013
Something Better
Percayalah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Kata-kata
mutiara diatas memang benar. Ketika kita menghadapi sesuatu yang tidak sesuai
dengan ekspektasi kita, maka percayalah, Allah punya pengganti yang lebih baik.
Dalam hal ini, kita tidak berbicara mengenai jodoh atau pasangan hidup saja
tapi banyak kejadian-kejadian atau peristiwa lain yang tepat sekali dipasangkan
dengan kata mutiara tersebut.
Ketika
kita memilih jurusan di SNMPTN tulis, tapi ternyata kita tidak lulus. Lalu kita
bersedih hati saat itu, tapi beberapa waktu kemudian Allah meluluskan kita di
jurusan yang lain. Ternyata selama kuliah di jurusan tersebut kita berprestasi,
memperoleh IPK tinggi, aktif di berbagai kegiatan, bahkan bisajadi menjadi
ketua BEM dan ketua lain-lainnya, bukankah itu takdir yang baik?
Ketika
kita berencana pergi mendaki gunung tertinggi di Indonesia, tapi orangtua tidak
mengizinkan. Padahal kesempatan sudah di depan mata, sudah ada tiket untuk
kesana, halangannya hanya karena “izin orangtua” saja. Lalu kita memutuskan
untuk tidak pergi. Bukankah itu menyedihkan? Tapi tunggu dulu, jangan terlalu
cepat bersedih hati. Ingat yang tadi “Allah akan menggantinya dengan yang lebih
baik”. Ternyata, ketika teman-teman kita sedang ngos-ngosan di perut gunung
mencapai puncak tertinggi, kita malah mendapatkan panggilan wawancara dari
perusahaan terbesar Indonesia yang
bersedia memberikan beasiswa selama kuliah dan bersedia mengontrak kita menjadi
karyawan mereka nantinya. Bukankan itu takdir yang mengejutkan?
Ketika
kita menyukai seseorang dan ternyata orang tersebut mengecewakan kita. Bukankan
itu sangat mematahkan hati? Tapi tenang saja, Allah selalu punya pengganti yang
lebih baik. Bisajadi, ketika kita sedang menangis semalaman karena hati yang
telah telanjur patah, mungkin saat itu ada seseorang di luar sana yang berdoa
untuk bisa mendapatkan sebagian dari kasih hati kita. Bisajadi, dialah orang
yang nantinya menjadi imam kita di masa depan dan sedang bersiap memperbaiki
dirinya agar tidak mengecewakan kita. Bukankah dia adalah takdir terbaik untuk
hati kita?
Maka
percayalah, dari setiap kejadian yang kita alami, jangan lupa menyertakan Allah
dalam setiap prosesnya. Ketika kita gagal atau kecewa atau bersedih hati, Allah
akan mengganti kekecewaan, kegagalan dan kesedihan itu dengan sesuatu yang
lebih baik. Kita hanya perlu bersabar dan bersyukur. Tidak perlu berkecil hati,
atau malah depresi. Karena seperti dalam salah satu ayat suci-Nya jelas sekali
tertulis “sesungguhnya dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan” (Q.S
Alam nasyrah (094) : ayat 5).